Kalau ada orang yang serba melarang ini dan itu,
ah Momon tak tahu sebaiknya dengan apa namanya
dia dipangggil.
Kalau Momon boleh bicara, maka Momon akan sebut
sesungguhnya beginilah Momon adalah akibat mereka
suka salah sebut. Suka salah bilang. Momon bilang
kalau salah, soalnya sekali waktu si A suruh begini,
lalu kemudian si B mengoreksi sendiri. Dibilangnya,
'beginilah aturan aslinya'. Ah Momon ya lantas percaya
saja. Daripada tidak percaya pada apa-apa. Paling tidak
yang bilang begini atau begitu itu punya pengikut,
yaitu Momon.
Ah, lantas Momon yang salah di kemudian hari.
Salah karena Momon percaya begitu saja. Akibatnya
Momon yang kena masalah. Ah, dasar kau suka sembarangan
suruh Momon. Urrrggghhhhh.
Lantas Momon yang bodoh. Bodoh karena percaya sama
gosip. Gosip kalo Mulan hamil. Padahal Mulan hamil atau
tidak, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Momon.
Lantas tidak ada hubungannya, Momon percaya atau tidak.
Masih lebih baik tidak percaya. Dengan begitu Momon
bisa cari sendiri apa kata sistem. Bukan kata orang.
Ah andai Momon tidak bodoh.
Dan berandai-andai juga
sebuah bagian dari kebodohan.
Serba Dilarang Serba Terlarang
Ku Tak Suka
Adakah dia dan dia, yang tiba-tiba banyak
bercerita tentang Momon, pernah kenal
Momon sebelumnya? Ah....mungkin Momon
selama ini memang berkhayal jadi orang
terkenal sehingga banyak dikenal orang. :P
lalang menanyakan, adakah dia dan dia
pernah Momon kenal? Oh iya sepertinya.
Dia pernah satu tempat belajar dengan Momon,
dan dia yang satu lagi, wahai yang masih
punya utang sama Momon.
Dia dan dia. Momon memang pernah suka
sama dia dan dia. Tapi juga pernah tidak suka.
Tidak suka mendengar yang tidak-tidak yang orang lain
suka bilang tentang dia dan dia. Sungguh.
Dunia ini hanya sekepalan tangan saja, pernah
ada yang bilang begitu. Lebih tepatnya, Momon
yang bilang. Hehehe...tak mengapa ya.. :P
Dia dan dia. Sedikit, susah dipercaya oleh Momon.
Karena dia dan dia, telah bikin Momon jadi bahan
gosip. Tahu gosip kan..? Makin digosok makin sip.
Makin dibahas makin panjang buntutnya. Yang bahas sih
ya Momon sendiri kebanyakannya. Hehehe....
Habis menyebalkan sih. Momon ingin jitak itu
dia dan dia. Segala cerita yang sampai ke telinga
terasa seperti kue brownies yang dimakan pake
idung. Engga nyambung malah nyimpang.
Momon tak suka. Oh tak suka, tak suka, sama
dia dan dia.
Good-Blessed Wishes
* Komunikasi plus silaturahmi dengan keluarga dan teman berjalan baik
* HP baru
* Trip ke tempat yang indah dan agak jauh, yang butuh naek pesawat, perahu, dan kalo perlu four wheel drive.
* Camera digital----> yang bisa dibawa kemana-mana dan engga perlu khawatir rugi besar kalo rusak
* Nabung emas. Kepikiran juga buat beli cincin berlian, yang gede..lumayan buat nyaingin Syahrini
* Investasi properti
* Dapet duit 10jt dari nyokap. Supaya bisa investasi properti. :P
* Punya anak asuh 1 lagi
* Bebe perlu sekolah
* Kepikir, kayanya perlu juga kursus masak intermediate ato advanced buat masa depan The Doramomon Company
* Punya blog 1 lagi
* Kepikir buat punya satu lagi teman selebritis. Supaya bisa curhat. :P
* Born a baby!
* Be more and more shalihah always.
Istajab ya Rahmaan....
Asisten si Untung
Momon sedang aneh. Aneh karena ini nih, Momon bisa sempat-
sempatnya mikirin itu asisten Momon dan Bebe kenapa engga
so happy. Aneh ya. Aneh karena Momon bisa habiskan berbanyak
menit buat itu mikirin kenapa asisten so aneh. Aneh yang tidak
terjawabkan. Oleh karena Momon pikir juga akan aneh kalo
Momon sempat tanya pada dia perihal keanehannya. Aneh adanya
kalo dia engga nyuci semua pakaian kotor Momon dan Bebe.
Aneh karena ada beberapa yang dibuat tertinggal di keranjang
cucian. Aneh jadinya kalo Momon jadi introspeksi, adakah
yang kurang dari perlakuan Momon dan Bebe. Aneh ah, kan dia
sudah kami bayar. Dan ada kala-kala Momon kasih lebih.
Uang lebih atau kue lebih. Ah, sungguh aneh memang kalo dunia
yang sekecil ini cuma dihabiskan dengan mengira-ngira. Apalagi
kalo mengira secara berlebihan. Tidak akan baik, kan. hehehe.
Tapi coba itu Momon tengok lah sedikit kisah si asisten
Momon. Kalo boleh Momon bilang, engga banyak amat kerjanya
si asisten. Cuma nyuci en nyetrika baju Momon dan Bebe.
Tenaga nyuci pun sudah dibantu sama mesin. Gaji dia? Oh lebih
dari cukup kalo kata Momon. Dibandingkan dengan orang-orang
lain di luar sana yang punya profesi sama dengannya dan
tidak seberuntung dia. Dia masih bisa bertelpon-telpon ria.
Masih bisa nonton sinetron berseri-seri. Banyak seri maksud
Momon. Masih bisa jalan-jalan. Masih bisa makan enak-enak.
Ah beruntung sekali dia. Alhamdulillaah.
Tapi coba itu Momon tengok lah sedikit habit dia akhir-akhir
ini. Punya pacar. Senang main itu dia punya pacar. Seharian.
Momon jadi sedikit paham kalo tiba-tiba diamengeluh
merasa capek. Tiba-tiba merasa banyak pekerjaan. Pernah itu
suatu hari dia ada sedikit cerita tentang gajinya yang habis
buat ini dan itu anak dan ibunya di kampung. Momon jujur boleh?
Boleh ya...ini kan tulisan yang bikin Momon, jadi bebas kan
Momon mau ngomong apa.. :P Momon pernah kasih sedikit saran
sama dia, oleh karena dia bercerita ada dia banyak uang, dia
kirim untuk susu anaknya. Anaknya suka juga dia cerita
suka makan enak. Momon bolehlah pikir, pantesan gemuk. hehehe...
Ibunya juga gemuk.hehehe.. **kayak ukuran tubuh penting aja. :p hehe
Oh kembali ke topik. Momon ada lalu kasih sedikit nasihat buat
itu susu untuk tidak terlalu sering dibuat. Susunya mahal pula.
Hmm....itu susu anak dia juga padahal susu sapi kan ya...?
Kenapa perlu mahal?Oh iya..lupa. Jaman sekarang apa-apa mahal.
Plus salahkan juga pada iklan tipi. Kenapa sering nongol tiba-tiba
saat para ibu nonton sinetron dan gosip artis. hehehe.
Momon kemudian ada sedikit pikiran kalo itu asisten Momon
dan Bebe kemungkinan sedikit lebih konsumtif daripada semestinya.
Soalnya kata buku pelajaran ekonomi, kalau uang jajan anaknya
kurang selaras dengan posting pengeluaran seharusnya untuk level
pekerjaan dan kehidupan dia sewajarnya, maka bisa dibilang konsumtif.
Momon bisa bilang begitu karena dia yang ada sedikit cerita sendiri.
Maka dia, oh sangat beruntung. Menurut Momon. Beruntung.
Karena dia ada lumayan banyak uang untuk dibagi-bagi
ke tukang jualan. Oh dia sungguh beruntung. Pekerjaan dia, oh
sungguh mengasyikkan. Bagaimana tidak sodara-sodara, tidak ada
itu yang akan marah-marah ke dia karena kurang becus. Adalah
dia rajin serajin-rajinnya maka adalah betul. Sehingga adalah
tidak ada yang marah-marahin dia adalah wajar. Maka dia sungguh
beruntung bukan?
Momon tengok, ada banyak orang yang meskipun engga salah
kerjanya juga tetep dimarah-marah bos. Karena Momon tengok, orang-
orang kantoran itu sesekali keburu-buru, kesal kalo gagal memenuhi
ekspektasi atasan. Dan Momon tengok, oh alangkah waktu menjadi
seperti sel yang memenjarakan para pekerja yang meski tidak puas tapi
tak berani keluar kerja oleh sebab masih butuh uang gaji. Momon tengok...
masih banyak asisten-asisten lain yang nasibnya..masya Allah na'udzubillah,
sangat menyedihkan.
Oh mengapa, wahai asisten, kamu bersikap seperti raja kalau kamu bukan pembeli?
Meskipun ternyata kamu memang raja, maaf...tolong kenalkan Momon pada
kerajaanmu.
Hingga Momon paham akan kerjamu.
Daripada ribut-ribut daripada susah sendiri mendingan kerja sendiri.
Maaf ya, Momon bukan lagi pembeli jasamu.
Kalo Bukan KPK Yang Bikin Kesal, Lalu Kamu Yang Kesal? :p
Mungkin kita pernah kesal dengan orang yang datang berkali-kali.
Lebih dari sekali untuk minta bantuan.
Mungkin kita pernah lebih kesal ketika yang diminta bukan doa atau tenaga.
Bukan itu yang diminta oh sodara-sodara, tapi adalah uang kita.
Dan mungkin kita pernah sangat kesal ketika realita yang kita hadapi, adalah
kita juga sedang bermasalah dengan keuangan.
Oh bukan, bukan dengan bagian keuangan di kantor kita, tapi dengan
manajemen keuangan dalam negeri kita yang menyebabkan kita bulan
ini, oh sungguh, kesulitan mendapatkan uang lebih buat jajan.
Kalo bermasalah dengan bagian keuangan di kantor kita sih sudah sepantasnya.
Soalnya orang-orang keuangan kebanyakan memang orang yang suka buat masalah.
Suka hitung-hitung uang yang bukan milik mereka. Kalo kurang, dicarinya sampai ketemu,
dicarinya siapa yang kelebihan duit. Kalo lebih, eh bingung sendiri.
Katanya, "kok bisa lebih? harusnya engga lebih!".
Yah begitulah mereka. Kalo kurang marah, kalo lebih, bingung. Padahal toh juga bukan duit sendiri.
Nyari-nyari masalah aja ya.... :p
Mungkin kita pernah kesal. Wajar adanya. Tapi adakah kamu pernah?
Pernah melihat orang yang suka keluarkan anggota tubuh, eh bukan, suka
keluarkan uang pribadinya. Buat dikasih ke orang-orang yang minta. Oh kamu,
pernahkah kesal, oleh karena menurut kamu orang itu dan ini engga perlu dikasih?
Oh kamu, pernahkah kesal, oleh karena orang-orang yang ingin dikasih suka banyak
yang datang? Oh kamu, kenapa kesal?
Kenapa...?
Bukankah uang itu juga bukan milikmu...?
Apakah kamu sedang iri ataukah kamu sedang ingin kesal saja ataukah kamu
sedang ketularan orang-orang di bagian keuangan?
Kecuali kamu KPK, maka janganlah kesal.
Sekarung Kedewasaan
Dunia oh dunia. Mengapa begini mengapa begitu.
Tapi maybe memang dibikin seperti itu. Seperti Momon yang disuruh milih. Antara sekolah atau kerja. Antara kerja yang ini atau yang itu. Antara nikah atau kawin. hahah. Antara motret atau dipotret. Antara sushi atau udon. Antara Udin atau Afgan. Ya jelas Afgan yah.hehe. Momon sedang sangat ingin berhenti, lebih tepatnya. Berhenti dari mengobrol berjam-jam kala para wartawan sibuk mencari berita. Berhenti dari bicara dengan jari-jari kala kota diluar sana hingar bingar oleh hiruk pikuk. Chatting ala jari. Sungguh tiada dimengerti mengapa Momon bosan sekali. Mungkin karena lama engga ngeliat sinar matahari di pinggir pantai. Disini adanya kali. :P Mungkin karena sudah lama sekali engga sibuk hilir mudik, ketemu orang-orang dan sebagainya. Mungkin karena belum ketemu sama wartawan. Kalau ketemu kan Momon bisa cerita macem-macem. Engga jadi berita engga apa, yang penting puas cerita. **Hadahh...memangnya Momon siapa??:P
Dunia oh dunia. Mengapa engga boleh begini dan engga boleh begitu.
Tapi maybe memang dibikin seperti itu. Seperti Rongrong yang engga boleh nikah kalau belum dewasa. Ya iyalahh.hehe. Eh tapi maksudnya, dewasa itu definisinya ternyata kudu punya duit banyak.
Momon: Banyaknya seberapa ya?
Rongrong: Enam puluh jutaan lah...kira-kira udah cover semua bea.
Momon: Kirain sekarung.
Rongrong: Iya itu sekarung, Mon.
Momon: Ah masak? Karungnya segede apa gitu...?
Rongrong: Ah edun.
Momon: Yahh..jangan-jangan segede karung beras?
Rongrong: Lah emang kenapa kalau segede karung beras?
Momon: Repot bawanya.
Rongrong: Ya kalo elu repot, gue aja yang bawain. Dengan senang hati.hahaha
Momon: Belum punya. Susah ah kalau sampe dikarungin.
Rongrong: Edaaaaannnn!
Momon: Makan sushi. Pinginnnnnn....hayolah traktir akuuu...........
Rongrong: Emoh.
*pingin nikah lagi, sama Bebe lagi.
Foto-fotoan Gayus
Momon: Bismillaah...semangat baru...suami baru...
Nonop: ....
Momon: Sprei baru....
Nonop: .......
Momon: Wajan baru....
*tahu wajan kan? Oh bukan, bukan telinga kamu, tapi itu lhoh yang suka dipake tempe, tahu, ikan, dan kawan-kawannya buat berenang sampai matang.
Nonop: ............
Momon: Bedcover baru...
Nonop: Alhamdulillah.
*nyaut juga akhirnya.
Nonop: Momon nikah lg? :D
*nyengir dia
Momon: Momon mah nikah terus tiap dua-tiga hari
Nonop: Subhanallah...semua nya diganti baru....
Momon: Adeuuh....asa kalem pisan nih calon pengantin. Biasanya kalo ngobrol sama Momon kan dikau suka norak. eh ini kalem en shalihah banget.
*prett.tiba-tiba lampu njebret. Nah lo.
Nonop: Oh iya.. Khan udah taubat nashuha.
*buset, mo nikah pake tobat dulu. Momon kira dosa aja yang bisa bikin orang terus tobat. Ternyata nikah juga lhohhh....catet. :P
Nonop: Hari pertama lagi kerja ya. Dikira mau jadi ibu rumah tangga aja..
Momon: Maunya sih gitu. Jadi ibu rumah tangga, sambil ngelola usaha, sambil manen duit, sambil ngasuh anak-anak yatim, sambil nulis, sambil keliling dunia, sambil njelek-jelekin SBY.
Momon: Yang terakhir becanda lho.
Nonop: Bwahahahahahahaha
Momon: Yaaahh...buas juga akhirnya. Momon kira sudah jadi alim sekarang. Tadi katanya sudah taubat.....
Nonop: Ya kata aku juga,
*si Nonop ini kalo ngomong suka pake frase 'kata aku juga' yang artinya sodara-sodara, adalah 'kataku tuh ya..'
Nonop: Ya kata aku juga, engga ada yg berubah Mon. aku masih seperti yang dulu. Dapat gosip darimana sich???
Momon: Bukan gosip tauuu. Kenyataan. Sama siapa? Hayo bilang. Eh, Momon pulang dulu ye.. Wassalam
Nonop: Aku engga merasa bilang. Mau kemana? Masih pagi..
Momon: Udah sore tau.Nonop: Belum jam 16.00.
Momon: Kalo teh Nonop ngasih tau sama siapanya, Momon pulangnya jam 4 wis...gapapa.
*padahal memang pulangnya jam 4 ya Cong... :P
Nonop: Kalo pun nanti aku nikah yang pastinya sama cowok atuh Mon. Aku masih normal. Masa sama cewek..
*Buset. Apa sekarang nikah sesama jenis sudah mulai ngetrend toh di Indonesia sampe-sampe Nonop bilang gitu? Ataukah Nonop hanya ngasal jawab, ataukah Nonop terinspirasi dengan percakapan sinetron...? Hehe.
Momon: Iya. Calonnya asli mana. Kerja dimana. Baik kah agamanya?
Nonop: Dirimu kaya ortu aku aja. Investigasi. Hahahahaha...
*pinginnya sih investasi, Nop.. :p
Momon: Ya iyalah. Daku engga pingin anakku ini dinikah sama orang yang kurang bener.. **lho?? Hehehe.
Nonop: Iya mamih.....
Momon: Hayo kalo gitu sama siapah.
Nonop: Sama cowok.
Momon: Laki-laki?
*it's different yaaa, a man and a boy. :p
Momon: Asli jawa?Ato sunda?
Nonop: Iya di pulau jawa.
*jyaah, siapa coba yang nanya dia ada dimana.
Momon: Suku apakah? Penghasilannya berapakah? Bisa ngetik di komputer kah? **tambah engga penting.
Nonop: Aku dari dulu bisa ngetik Mon. Kan jurusan informatika.Momon: Teh, kamu mo dikado apa? Momon mo pulang dulu ya.Wassalam.
Nonop: .......................
Momon: Momon tunggu yaaa. Foto calonmu. Sebelum kamu nikah, mo Momon cocokin dulu fotonya. Siapa tau persis Gayus.
Nonop: Huahahahahahahahahaha.
Ketawa dia. Si Nonop.