Atas Nama Tuhan


Atas nama Tuhan, biarkan saya membuka mata. Mencium wangi embun, tanah basah, dan samar-samar hangat cajuput oil.
Atas nama Tuhan, biarkan saya menyentuh ujung-ujung daun, kerak batang pohon, halus lumut, dan air mengalir.

Atas nama Tuhan, biarkan saya mengecap berupa ilmu dari Ibnu Haitham, Gauss, Bohr, Barthes, Goffman, Murakami, AA Navis, atau Andrea Hirata.
Atas nama Tuhan, biarkan saya mengagumi para guru, yang berbicara di depan kelas-kelas atau yang melangkah tergesa di jalanan. Tersebar di sudut jalan di kota mana pun di seluruh benua.
Dan biarkan saya, untuk sering menjadi murid dan hanya sesekali menjadi guru.

Atas nama Tuhan, biarkan saya lepas bercita-cita. Mendesain portofolio kehidupan, membongkarnya dan redesain.
Atas nama Tuhan, biarkan saya berpetualang. Menjelajah, menapak, berlari, berenang dan menyelami banyak jalan, kesempatan, keinginan, rasa, dan tantangan.

Atas nama Tuhan, biarkan saya bermetamorfosis.
Entah sejak setahun empat bulan yang lalu atau dari masa yang lebih panjang dari itu.
Dari kepompong menjadi ulat. Dari ulat kecil menjadi ulat besar.
Kupu-kupunya nanti saja.
Di surga.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar