Anger is Evilish, Evil is What We Like to Deal with?


Maaf dan terimakasih. Dua kata yang engga tahu dari mana akar katanya. Meskipun Momon engga ngasih kasih, tapi banyak orang senyum waktu dibilang terimakasih. Dari kata maaf juga banyak wajah jadi lega. Jadi leluasa memberi penjelasan ato alasan.
eksponen: Saya sudah siap. Tolong didandanin.
integral: Baik, terimakasih.

Barangkali sesimpel itu. Dan memang sesimpel itu saja kan... Even eksponen engga bales "sama-sama atau kembali, sob", cukuplah kecukupan semua maksud hati dan pikiran. Barangkali...

eksponen: Kenapa dengan baju saya yang kemaren? Kok engga ada di wardrobe? Besok saya pake lhowh.
integral: Maaf, ada gangguan teknis, bajunya lagi di laundry. Eniwei, makasih dah diwarning.

Masih wajar. Masih simpel dan masuk akal. Tapi bagaimana klo tiba-tiba semua yang terasa logis dan seharusnya berjalan melenggang ke arah yang salah?

integral: Maaf, laundrynya engga bisa selesai pagi ini. Mohon bersabar ya, terimakasih.
eksponen: Apa maksud kamu tentang sabar? Jadi saya disuruh kamu buat diem aja?

What does it mean? Is that thank you or iam sorry? Is that all you can effort to handle a kinda situation? After your long term  high education? Even your education was very high? Sangat tingginya...sampai-sampai layak terbang.
Malu. Malu kan... Malu sama yang hidup. Barangkali...(kalau pun lupa malu sama Tuhan).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar